perbedaan pusi lama dan puisi baru
1.perbedaan puisi (Indonesia) lama dengan puisi baru yaitu
- Aturan puisi lama sangat ketat. Aturan mengenai jumlah baris dalam setiap
bait, jumlah kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam setiap larik, terutama
pola sajak akhir harus ditaati benar-benar.
- Puisi baru aturan-aturan seperti dalam puisi lama dapat diperlonggar
meskipun masih ada pola sajak akhir. Puisi baru merupakan usaha kreativitas
para penyairnya untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang dinamis untuk
menyimpangi bentuk dan sifat puisi lama yang masih sangat terikat pola-pola
tertentu.
2.Identifikasi satuan-satuan bunyi estetik yang terdapat dalam puisi
berikut ini.
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Satuan
estetik bunyi adalah sajak. Pada puisi di atas terdapat sajak akhir dan sajak
tengah. Pada Puisi di atas baris pertama dan ketiga bersajak akhir yaitu batu-berlaku.Pada baris kedua dan
keempat bersajak akhir ruang-terbuang.
Puisi di atas juga bersajak tengah pada baris pertama dan ketiga yaitu kata cina-budaya.Pada baris kedua dan keempat
bersajak tengah yaitu lepas-emas.
Kiasan bunyi
pada puisi tersebut ada pada emas budi yang mempergunakan bahasa kiasan bahwa budi
pekerti yang harusnya di miliki oleh manusia yang mahal harganya sekarang sudah
tidak dipergunakan.
Orkestrasi
pada puisi ini juga terasa, bunyi musik dalam puisi ini menjadikan puisi ini
enak dinikmati menimbulkan ekspresivitas dan kerilisan sajak.
3.Menurut pendapat saya, isi atau maksud puisi (pantun) di atas adalah
zaman sekarang adat dan budaya di masyarakat banyak yang sudah tidak berlaku, banyak
orang yang mengabaikan adat budaya yang terbentuk di masyarakat. Penyair
berasumsi bahwa adat budaya tidak diberlakukan lagi karena banyak orang tidak
berbudi dalam setiap tindakan dan perilakunya. Akal, pikiran dan hati nurani
yang bersih sudah dipengaruhi oleh budaya barat yang menyimpang dari budaya
kita. Budi pekerti yang mahal harganya, yang sulit dipelihara ini akhirnya
terkikis oleh era globalisasi.
4a. Jenis ragam citraan apa yang tergambar dalam
kutipan
puisi berikut ini?
Pada bait pertama baris kesatu
sampai baris kelima tergambar citraan penglihatan
"Desa kami terletak di kaki
gunung yang sangat indah
Berpagar perbukitan dengan deretan pohon cemara
Sawah luas terhampar, hijau muda dalam warna
Ladang palawija sangat subur pula keadaannya
Dari jauh tampak ternak kerbau, sapi, ayam dan domba
Kemudian kawanan burung terbang di udara (citraan gerak)
Tampak menembus awan tanpa suara
Berpagar perbukitan dengan deretan pohon cemara
Sawah luas terhampar, hijau muda dalam warna
Ladang palawija sangat subur pula keadaannya
Dari jauh tampak ternak kerbau, sapi, ayam dan domba
Kemudian kawanan burung terbang di udara (citraan gerak)
Tampak menembus awan tanpa suara
Di sana anak-anak kecil berkejar-kejaran dengan leluasa (citraan gerak)
Bermain-main, melompat-lompat ke sini dan ke sana (citraan gerak)
Berteriak-teriak, menjerit-jerit dan tertawa-tawa (citraan pendengaran)
Karena penduduk desa cinta pada anak-anak mereka
b. Jelaskan alasan Anda atas penentuan
citraan terhadap
kutipan puisi tersebut.
Pada bait pertama baris kesatu sampai baris kelima
banyak tergambar citraan penglihatan. Citraan penglihatan yang ditimbulkan,
gambaran puisi tersebut seolah-olah kita melihat sebuah desa di kaki gunung
yang sangat indah. Di kelilingi perbukitan dengan deretan pohon cemara.Kata
luas pada sawah luas terhampar menunjukan
dimensi ruang yang dapat menandai adanya citraan penglihatan. Hijau muda dalam warna menunjukan warna
yang seolah-olah kita melihat dengan nyata di depan kita.
Pada kata terbang,
menembus, berkejar-kejaran, melompat-lompat memperlihatkan kepada kita
adanya gerakan-gerakan. Penyair berupaya mengajak kita untuk dapat melihat dan
merasakan apa-apa yang dilihat dan dirasakan penyair melalui efek yang
ditimbulkan oleh kata-kata tersebut. Kita melihat gerakan terbang, menembus,
berkejar-kejaran, melompat-lompat sehingga dalam baris yang terdapat kata-kata
tersebut mengandung citraan gerak.
Pada kata berteriak-teriak, menjerit-jerit, tertawa-tawa kita seperti mendengar bunyi-bunyi teriakan, jeritan, dan tawa sehingga dalam baris tersebut mengandung citraan pendengaran
Komentar
Posting Komentar